CINTA SEKOLAH

Blogg ini Didedikasikan sebagai rasa hormat untuk lembaga pendidikan dan untuk mengenang masa-masa sekolah


Mengasah Keterampilan Anak Sejak Dini

Manusia sebagai makhuk sosial sering dipahami bahwa ia secara individu mempunyai kecenderungan yang kuat untuk hidup bersama orang lain atau dalam kelompok. Perilaku ini didorong oleh nalurinya untuk mempertahankan diri pada kelompoknya. Ada semacam insting bahwa ia selalu memerlukan bantuan orang lain untuk dapat hidup dan mempertahankan hidupnya, mulai dari lahir hingga meninggal dunia. Persepektif ini seolah menempatkan manusia secara individu sebagai makhluk yang lemah. Ia tidak dapat hidup jika tidak ada orang lain.

Agama mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Esensi manusia sebagai makhluk sosial lebih bermakna apabila dipahami setiap manusia mempunyai tanggung jawab terhadap manusia lainnya. Tanggung jawabnya adalah bagaimana ia dapat berperan menciptakan tatanan kehidupan yang dapat mendukung terciptanya masyarakat yang tertib. Untuk itu setiap individu harus mempunyai ketrampilan sosial yang cukup agar dapat memberikan kontribusi demi terwujudnya tatanan kehidupan yang diidam-idamkan tersebut.
Ketrampilan sosial merupakan seperangkat sikap dan perilaku yang dapat mendorong tercipta-nya pola interaksi yang produktif dan tidak mengganggu. Permasalahannya adalah sejauh mana ketrampilan sosial telah dimiliki siswa. Sudahkah proses pendidikan membekali anak untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan selalu peka terhadap lingkungannya ?

Keseimbangan
Proses pembelajaran di sekolah selama ini lebih mengedepankan out put lulusannya. Out put dapat diukur dengan melihat tingkat kelulusan dan rata-rata nilai akademis. Pengukuran dilakukan dengan memberikan berbagai tes ulangan harian, tengah dan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dan puncaknya adalah ujian nasional. Berbagai program disiapkan sekolah untuk memperoleh hasil nilai akademis, terutama nilai ujian nasional. Tidak segan-segan sekolah memberikan jam pelajaran tambahan (les) di pagi hari sebelum jam pelajaran pertama atau di siang/sore hari setelah jam pelajaran berakhir dan dilaksanakan pula beberapa kali try out. Singkatnya semua potensi sekolah dikerahkan demi suksesnya ujian nasional.
Akibatnya, sekolah hanya semata-mata menggarap academic skill dan kurang memperhatikan general life skill. Lebih khusus lagi yang menyangkut social skill (ketrampilan hidup sosial). Fenomena ini sungguh memprihatinkan, sehingga kita tidak perlu heran bila saat ini dijumpai siswa banyak yang pandai, namun kurang memiliki kepekaan hidup sebagai warga masyarakat yang baik. Kepedulian atau bahkan kesopanan, unggah-ungguh dan sikap menghormati orang lain begitu miskin ada pada diri para siswa. Yang muncul adalah egoisme dan kepentingan pribadi yang menonjol. Hal ini tidak semata-mata kesalahan anak, namun sekolah sebagai lembaga pendidikan formal seharusnya juga memiliki andil dan ikut bertanggung jawab atas perilaku para lulusannya.
Kecakapan sosial yang dapat dikembangkan di jenjang pendidikan antara lain kecakapan komunikasi lisan, tertulis dan bekerjasama. Belum banyak sekolah (guru) memberi peluang siswa untuk mengembangkan potensinya melalui komunikasi lisan, entah itu dengan wujud presentasi, debat, bermain peran atau pidato. Bahkan saat ini siswa mau bertanya pada guru juga sangat minim. Mereka mayoritas acuh tak acuh dan kurang responsif, meskipun guru telah memberikan kesempatan untuk bertanya.
Kecakapan tertulis sudah cukup bagus, karena seringnya guru memberi tugas atau kesempatan mengarang pada siswa. Namun akibat kurang perhatian dan pembimbingan, akhirnya siswa hanya menjalankan tugas sekadarnya demi gugurnya kewajiban. Bila kedua kecakapan ini dapat dioptimalkan akan menjadi bekal siswa dalam ajang kehidupan lebih lanjut. Siswa yang pandai belum tentu mampu mempresentasikan dan bicara secara urut dan runtut. Demikian pula siswa yang pandai mengarang, mereka belum tentu trampil dalam mengomunikasikan secara lisan.
Kecakapan kerjasama siswa juga masih lemah. Pelajaran mayo-ritas hanya ceramah dan kurang memberi kesempatan siswa untuk membangun kerjasama deng-an siswa lain. Akibatnya siswa hanya mementingkan kebutuhannya sendiri dan tumpul dalam solidaritas sosialnya. Fakta ini pantas dijadikan renungan para pendidik secara luas. Pendidikan tidak sekadar pandainya otak, namun kecerdasan sosial pantas dan harus dioptimalkan.

Solusi
Ketrampilan sosial dapat ditumbuhkan sedini mungkin. Sejak taman kanak-kanak (TK), guru dapat menugaskan peserta didik untuk selalu bekerjasama, saling tolong menolong entah dengan mengangkat meja, kursi atau dengan cerita yang mampu menggugah pentingnya orang hidup. Yakni harus menjalin kerjasama dengan orang lain.
Di jenjang sekolah dasar (SD), kepekaan sosial dapat ditumbuhkan melalui kerjasama di dalam kelas. Misalnya piket bersama, saling bantu membantu menjaga kebersihan dan anak dibiasakan untuk berani berpendapat serta bertanya pada guru menyangkut persoalan yang belum jelas. Untuk kedua jenjang ini, faktor guru benar-benar sangat dominan. Guru yang terkenal angker dan menakutkan anak, sangat tidak mendukung pengembangan ketrampilan sosial ini.
Di tingkat sekolah menengah, guru dapat menugaskan para siswa untuk menyelesaikan tugas kelompok secara baik. Guru dapat menekankan, kekompakan bagian dari penilaian. Dengan demikian dapat dipastikan siswa akan tampil secara kompak menyikapi nasihat guru tersebut. Sudahkah kita berbuat demikian ? (*)

*Oleh:
Sarbun H.S.
Guru SMPN 1 Ungaran
Jalan Progo No 26
Sidomulyo Ungaran

Radar Semarang

0 komentar:

    PERSIB

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -